Minggu, 09 September 2012

Her First Letter : 40th Month-versary!

There’s only so many songs
That I can sing to pass the time
Sabtu, 17 September 2011

Hai, kamu...
Apa kabar kamu di sana? Sudahkah kamu makan hari ini? Sudahkah kamu merindukanku lagi? Maafkan kecerewetanku. Selamat 38 bulan hubungan kita, sayang. Gak terasa lewat sudah 30 hari pertama hidupku jauh dari kamu. Aku lagi di balkon. Wondering, apa kamu juga sedang melihat langit yang sama.

Love you.
GBU

And I’m running out of things to do
To get you off my mind
Senin, 17 Oktober 2011

Hai, kamu...
Sepertinya kamu benar. Aku memang tak bisa apa-apa tanpamu. Aku berusaha, mengelilingi diriku dengan tugas, kegiatan, sahabat.... tapi aku tak bisa berhenti memikirkanmu. Kulakukan di setiap kesempatan, sekecil apapun itu, tanpa sadar. 

Aku sekarang sudah jadi Ketua Himpunan di kampus! Kamu pasti bangga. Aku juga sekarang sudah punya lebih banyak teman daripada kemarin. Aku sekarang punya tugas rutin lho, sayang. Lari pagi, jalan-jalan sore, dan cium foto kamu sebelum tidur. Aku jadi penasaran, apa yang kamu lakukan waktu kamu rindu aku, sayang?

Aku kehabisan cara melewatkan waktu tanpa memikirkanmu sama seperti aku kehabisan cara merindukanmu. Gosh! Cepatlah pulang! Aku rindu.

Oh, and by the way, selamat 39 bulan sayang.

Love you.
GBU

All i have is this picture in a frame
That I hold close to see your face every day
Kamis, 17 November 2011

Hai, kamu...
Hari ini aku membakar tanganku sendiri ketika sedang memasak telur dadar. Aku bisa masak kok, serius. Tapi telur dadar? Semacam signature. Mengingatkan aku akan kamu. Masi ingat telur dadar yang pertama kali kau masakkan untukku? Disajikan di piring yang lebar, terlihat mulus. Tapi ternyata, ketika dibalik, gosong. Kau benar-benar jenius. *giggling*

Tapi tampaknya setelah itu kau belajar giat ya, terbukti sekarang yang kuinginkan hanyalah telur dadarmu. Yang sudah lebih enak, mengingat kau memasaknya setiap hari semenjak itu. 

Omong-omong, aku membayangkanmu memeluk foto kita dengan erat ketika sedang merindukan aku. And, guess what? Aku (juga) masih merindukanmu. Kadang, aku suka membuka-buka laci yang berisi kenangan kita. Aku membongkar buku diary lamaku, dari jaman kamu masih flirting around, broken hearted, use my shoulder to cry on, and finally set anchor in my heart. Sesekali aku senyum-senyum sendiri, ngebayangin kebodohan kita berdua dulu, lewat tulisan-tulisan polosku yang belum mature.

Aku rindu kamu. Cuma tulisan-tulisan dan foto inilah tempat aku bersandar. Kau tahu, kadang aku sampai tertidur di lantai. Di atas tumpukan foto-fotomu. Foto kita. Setiap hari. I still love and miss you more everyday

Selamat 40 bulan sayang !

Love you.
GBU


----------------------------------------------------------------------

Bruno Mars - Long Distance

------------------------------------------------------------------------

Don't forget to read: 



Her Second Letter: Still

"With you is where I’d rather be, but we’re stuck where we are
And it’s so hard,you’re so far, this long distance is killing me"
Long Distance - Bruno Mars

Senin, 17 September 2012

Hai kamu...
Apa kabarmu? Lancang kah aku bila bertanya, masih kah kau merindukanku sesekali?
Aku masih. Tapi aku rindu kamu, setiap hari, seperti dulu. Tak pernah sedikitpun berkurang.

Hampir setahun lalu sejak terakhir kali aku menyuratimu. Hari di mana surat itu datang. Surat yang mengubah semuanya, menghentikan penantianku, yang juga hampir menghentikan detak jantungku. Oh, aku baik-baik saja. Tidak ada serangan jantung, untungnya. Hanya sedikit shock.

Dulu aku tidak pernah menyangka kalau di hari ini aku akan menulis hal seperti ini. Aku bahkan tidak menyangka hari ini akan datang. Tapi, hari ini tetap datang. Seperti hakim yang tak berbelas kasih. Aku menulis surat ini untuk terakhir kalinya. Untuk sekedar menyelesaikan hal yang bagiku belum dibereskan.

Desember, Januari, Februari, 4, 5, 6, . . .10 bulan... Aku kehilangan hak memanggilmu sayang. Aku kehilangan hak memelukmu, menciummu, bahkan meskipun hanya dalam surat. Aku kehilangan tempat bersandarku. Aku kehilangan setengah rutinitasku sehari-hari, merindukanmu. Aku kehilangan kamu. Surat itu datang dan surat itu yang mengakhiri semuanya. 'Aku lelah,' katamu. 'Aku lelah merindukanmu tapi tak bisa memelukmu. And i guess this long distance is killing me. Kita putus aja.'

10 bulan...*glek*..sayang..*glek*...
Aku menghabiskan 1 bulan pertama menangisimu. Aku menjalani bulan kedua dengan tawa lebar. Yang dipaksakan. Yang kemudian dilanjutkan oleh kekosongan di bulan ketiga. Bulan-bulan selanjutnya, kurasa aku sudah gila. 

Apa salahku kita berdua berjauhan? Kalau boleh memilih, aku ingin ada di sebelahmu, menemani tidurmu, menyemangati belajarmu. Tapi kita berdua terpisah begitu jauh. Tidak, bukan oleh jarak antar benua ini. Tapi kita terpisah oleh jarak semu. Jarak semu yang tercipta ketika kau berhenti berusaha begitu keras untuk hubungan ini. 

Aku pun berharap kau ada di sini!!! Menemani jalanku, menggenggam jemariku. Tapi yang kumiliki hanya foto, grafik tak bergerak!! Aku menghabiskan waktuku untuk tak merindukanmu, dan untuk merindukanmu! Aku berusaha keras meyakinkan diriku, ini sudah cukup bagiku. Meski aku tahu sebenarnya itu tak cukup! Karena aku mau kamu! Di sampingmulah aku ingin berada, duduk manis sambil mencintaimu!! Tapi apa dayaku?? Jarak tubuh kita tak masalah. Jarak hatimu yang menjauh itu yang menghancurkan aku. *cried*

I wonder, do you still have love, left for me, even if it's just a little?

10 bulan....
Aku merapihkan hatiku. Menemukan kenyataan konyol bahwa aku masih mencintaimu dan akan terus begitu. I will keep trying even for a slightest chance, you might've come back to me.

I know that, "it’s so hard, and you’re (heart) so far, this long distance is killing me. But this long distance break up isn't gonna stop me, loving you."



Bruno Mars - Long Distance