Sabtu, 16 April 2011

Maksud TUHAN Kan selalu Indah

Malam ini saya merasakan ada yang berbeda dari orang yang saya sayang.
Awalnya saya mengira itu karena permasalahan yang dihadapinya.
Namun, ternyata ada faktor lain.
Ada yang membeku.
Dan menurutku itu adalah perasaannya.
:')

Mengapa aku selalu salah meresmikan seseorang?
Mengapa aku selalu salah ............ menerima seseorang...?

Padahal ada seseorang yang telah kutunggu lama, telah kukejar terlalu lama.
Padahal, aku....

Ahh, TUHAN, mengapa ya aku melakukan hal seperti ini?

Ya, aku tahu Tuhan,
Aku tak bertanya, "Mengapa hal seperti ini terjadi dalam hidupku?" karena itu adalah pertanyaan orang bodoh yang berani mempertanyakan Tuhan. Aku bertanya mengapa aku melakukan hal ini lebih kepada diriku yang menyia-nyiakan tiap pilihan yang datang kepadaku.

Karena bukan rancanganMu yang buruk, tapi hal yang kulakukanlah yang membuatku mengalami hal yang buruk.

Mau menyepi sebentar, merasakan ketenangan yang dulu.
Merasakan kasih Tuhan yang dulu.
Merasakan cinta mula-mula Tuhan.

Tuhan, mungkin aku tak terlihat seperti meninggalkanMu
tapi pada kenyataannya Kau dan aku tahu, hatiku sempat berpaling dariMu. Kau tahu itu tapi Kau tidak memarahiku. Kau tahu tapi Kau tetap mengecup keningku setiap pagi dan sebelum tidur. Mungkin Engkau murka tapi kasihMu padaku melebihi itu sehingga Kau tak sanggup memarahiku. Dan, memang hal ini harus terjadi. Memang aku harus membuka mataku. Agar entah bagaimana, aku terus-menerus dapat Kau mengerti dan aku mengertiMu.

Salam dari Gadis KecilMu..
Kasih.

Rabu, 06 April 2011

Sayangku Seberharga Kata MAAF!

'Maaf' adalah kata yang kerap kali terdengar di antara kami.

Seperti kemarin, 
ketika aku agak kelewat sensitif. Dia jadi emosian dan tidak pedulian.
Aku benar-benar benci dia yang seperti itu.
Maksudku, terkadang dia itu bisa jadi sangat cuek.
Bahkan ketika aku menangis, dia tidak berusaha sedikitpun untuk membujuk aku.
Aku sakit hati setiap kali itu terjadi. Seakan aku ini bukan kekasihnya.
Wow!

Aku memang kekanakan, 
Aku begitu ngotot dan memojokkannya
Sehingga akhirnya, mungkin Ia tak tahan lalu berteriak padaku.
Ia meneriakkan kata-kata yang kasar. Sungguh sakit banget rasanya,
Tapi lebih sakit lagi ketika aku tahu dia sanggup berkata seperti itu karena sifat sensitifku yang kelewatan.

Malam itu, aku menarik nafas panjang-panjang dan menghelanya keluar dari paru-paruku. Sedikit berharap CO2 yang mengalir keluar itu turut membawa kemanjaan dan keegoisanku.
Aku paling gak suka ngalah! Sumpah! 
Tapi, demi dia,
Aku akhirnya berkata,
"Sayang kenapa" dengan nada yang menurutku LUAR BIASA lembut.
Yang dijawabnya dengan ketus, "Sayang kenapa, sayang kenapa..."

Mati-matian aku memutar otak kala itu, untuk mengeluarkan senyumnya..

"Sayaaang!! Sayaang! Banjiirr!! Ya ampuunn banjir nih!"

"Di mana banjirnya?" tanyanya cuek

"Di hatiku. Soalnya kamu cemberut terus sih. Kalo kamu cemberut tuh di hati aku langsung hujan deres. Pake es juga lho sayang ujannya!!" Well, aku mengakui itu adalah satu dari seribu kejayusan superku. Tapi sedikit banyak aku berharap dia tertawa kecil karena kebodohanku. Tapi,

".........." Dia diam seribu bahasa.

Aku kesal, sedih, sekaligus menyesali kenapa aku harus begitu keras kepala hingga membuat ia marah seperti ini.
Sesekali aku terisak, tapi tak seperti sebelumnya yang dengan sengaja kutunjukkan kepadanya, kali ini aku menangis dalam diamku.
Aku berusaha menjaga nada suaraku agar ia tak mengetahui tangisanku.
Aku terus menghiburnya. Terus menerus. Sampai akhirnya dia mau ngobrol biasa lagi.
Tapi masih ada yang kurang.

Aku menciumnya. Sedikit berharap dia akan balik menciumku.
Tapi tidak.

Lalu aku memberanikan diri berkata,
"yang, cium dong.."
Agak lama aku menunggu, dan saat aku hendak berkata-kata, tahu-tahu:
"Muach.."

Hatiku agak sedikit tenang. Tapi entah mengapa aku ingin sekali lagi bertanya,
"Yang, cium aku dong.."
Dan kali ini, ia tidak menciumku...
Sekali lagi, " Yang, ciuuum..."
Tahu apa jawabannya?
"Gak ahh.."

JEDGERR!
Aku, lagi-lagi, punya alasan untuk menangis dalam diam.
Sambil aku mendengar nafasnya dan mendengar sepertinya ia akan terlelap sebentar lagi.
"Sayang, kamu udah ngantuk ya? Bobo ya? Cium aku dong sebelum bobo.."
Aku menutup mata di seberang telpon, mati-matian menahan isakanku sampai akhirnya dia menciumku lembut.

Kalian takkan pernah bisa mengerti bila tak mengalami sendiri.
Rasanya mendengar ciuman itu tuh, lega banget.
Aku merasa seluruh otot syaraf yang menahan tangisanku terlepas.
Aku gak tahan lagi..
Aku menangis sesegukan seperti anak kecil,
Tapi kali ini aku bener-bener gak mau dia mendengarnya.

Dia yang hampir menutup matanya mendengar tangisanku lalu bertanya,
"Sayang kenapa lagi sih nangis? Ahh, pusing aku...."
Aku ketakutan. Aku takut dia bakal benci sama aku.
Dalam hatiku,
'Shit! Kenapa tangisanku harus terdengar sih! Ayo Kasih! Ayo berhentii! ! ! Cepet sebelum dia marah lagi sama kamu!'

Dan bibirku bergetar ketakutan sambil berusaha berkata, "Gak papa.."
Menjadi,
"Gak..gak....gapppaapaaa..gak pa...paa...gakkpapapaaa.."
Benar-benar aku tidak lagi bisa mengatur apa yang harus kukatakan.
Aku takut dia marah.
Aku takut.

Kalian tidak bertanya apa yang Arie lakukan?
Dia terkejut dengan isakanku. Dia sepertinya juga terkejut dengan usahaku menutupi tangisan yang jelas-jelas seperti raungan anjing mau mati begitu. Dan di sini aku tahu sebenarnya dia bukannya tidak peduli. Hanya saja selama ini dia berpikir, untuk apa sih hal kecil ditangisi. Aku buang-buang air mata untuk orang yang sama sekali bahkan tidak memusingkan tangisanku.Selain dia sedang banyak masalah, dia juga berpikir itu bukanlah hal yang pantas diperdebatkan.

Dia terkejut dengan penyangkalanku. 
Dia menciumiku seribu kali.. 
Sungguhan, hati aku antara senang, bahagia, terkejut, terharu, tambah cinta...
karena di saat aku mengira ia akan marah dan kecewa lagi, ternyata saat itulah ia mengirimiku ciuman bertubi-tubi.
Dia sayang aku, dia manjain aku.
Aku bener-bener jadi balik terkejut. :')
Aku bahagia, aku tambah cinta.

Well,
aku sadar,
Terkadang kata maaf itu penting. Tapi lebih penting lagi mengesampingkan ego untuk orang yang kau sayang.
Berkata 'maaf' itu mudah. Tapi berkata "MAAF" dengan hati dan kesungguhan itu sulit. Seratus persen sulit!
Percayalah, ketika mengatakan itu dan berusaha melupakan kekasarannya kepadaku, aku menangis.
Tapi seberharga kata MAAF yang tulus dan menyakitkan itulah rasa sayangku kepadanya.
Its worthed.
Salam,
Orang yang kini mengasihi Arie sebagai pendamping hidupnya...

Selasa, 05 April 2011

New Report to My God : New Boy, God

Hi everybody..
Its me again..

Well, aku datang membawa cerita yang baru, orang yang baru..

I have a new boyfriend. His name is Arie Pratama Nulin,
Ahh, he such a good boy. 
But, you know what?
He is a moeslem.

Well, Im not a racist person. I just have my own principle.
I dont want to married a man with a different religion.
Its not about me and him. 
Its about our kid.
Okay i do believe they can choose they own religion when they get older.
BUT, isn't it better if we don't give our child such a dilemma like that.
Right?

Well, that, of course, is my opinion.
Anyway, i still do love him so much ! 
Wanna see our story? Catch up with me! ;)

Sabtu, 19 Maret 2011

Tulisan dari Pengasih

Takkan Tuhan memberikan jahat kepada anakNya yang meminta..
Takkan Tuhan membiarkan air menetes di pelupuk mata kita tanpa sebab..
Takkan Tuhan berikan racun dan membiarkan kita jatuh meronta
tapi manusia yang meminta hal yang jahat
tapi manusia yang menangis tanpa sebab
tapi manusia yang menenggak racun
aku, dengan kebodohan dan kekeras kepalaanku, melenggang menuju dirinya
mencintainya..
menunggunya
serasa akan mendapatkan dunianya
Aku mencintainya, sementara matanya tertuju pada orang lain..
Aku menunggunya sementara dia menunggu orang lain
aku menciumnya tapi bibirnya tak merasakan bibirku, tapi bibirnya..
setiap kali berbicara dengannya di YM aku bersedih..
setiap kali itu pula aku menulis
. aku membuat tulisan untuknya
. tapi kala itu beda
. kala itu dia tak ada...
. dengan leluasa kutumpahkan semuanya
. karena kala itu, YM adalah satu-satunya penghubung..
. Dan selama itu pula aku terisak
. dikala dia tak ada, aku menghabiskan waktuku
. mencari yang lain
. tapi ketika dia ada dihadapanku, aku takkan berani berpaling
. takut sekejap mataku dia sudah pergi..
. Kini sudah beda,..
. aku tak bisa menulis,
. karena semuanya akan terbaca olehnya.
. Bukannya tak mau, aku justru rindu ia membaca tulisanku, membaca keraguanku, membaca kesedihanku, membaca cintaku
. tapi aku tak mau
. karena disana juga ada amarahku, benciku, dan kemunafikanku..
. Biarlah kali ini, aku menulisnya di dalam hati, sehingga ketika ia, atau lelaki lain bisa masuk, mereka akan melihat, keseluruhan isi diriku dan hidupku..serta tangis dan bahagiaku
. Sincerely, Kasih, Yang gemar mengasihi.