Tampilkan postingan dengan label The Greatest Love Story. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label The Greatest Love Story. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 September 2010

Love Never Fails ~Great Love's Story~


Pernah menonton film yang berjudul "Love Never Fails"? 
Film ini benar-benar amat menyentuh sekali. Sebuah kisah kesaksian dokumentasi mengenai seorang aktor Singapura yang baru menikah seminggu, dan kemudian aktor ini menderita kanker pada hidungnya.Bisa dibayangkan bagaimana penderitaannya dan juga istrinya ketika itu. Pertama kali mendengar pernyaaan dokter ia menderita kanker, dia sangat shock. Dia harus menjalani perawatan radiasi untuk mematikan sel kanker. Tetapi perawatan itu juga akan mematikan sel-selnya yang normal. Bahkan setelah menjalani radiasi, untuk minum saja merupakan sesuatu yang sangat sulit baginya.

Istrinya berdoa setiap pagi, siang dan malam. Suatu hari ia ingin makan dan meminta tolong kepada istrinya. Dan ia sangat kesakitan karena hal itu. Istrinya tidak dapat berbuat apa-apa. Istrinya berdoa, "Tuhan, Engkau adalah Tuhan yang dapat melakukan mukjizat. Dapatkah Engkau menolong kami?"Kemudian tiba-tiba dia teringat ayat mengenai Laut Merah. Ketika itu, sang aktor melihat tangan Tuhan, memegang tangannya dan membimbingnya mengambil gelas susu yang besar, kemudian dia dapat meminum segelas susu hingga habis tanpa rasa sakit. Sungguh Kuasa Allah nyata atas doa dari istrinya.

Hingga saat hasil dari dokter keluar, hasilnya sangat tidak baik. Karena tumor menjadi ganas dan mulai menyerang mata kiri dan otaknya. Tumor ini sangat agresif dan dokter menyatakan hidupnya tinggal 3 bulan lagi.Perlahan-lahan, tumor mulai merusak muka dan rambutnya. Sang istri sangat kuatir bila suaminya menjadi patah semangat dan meninggalkan Tuhan. Tetapi suatu hal yang luar biasa, sang suami tetap setia kepada Tuhan. Dia mengerti bahwa Tuhan mengasihi dia dan dia percaya akan hal itu. Bahkan ketika dokter meninggalkan ruangan, dia berkata kepada istrinya, "Alice, Alkitab berkata bahwa hidup kita ada di dalam tangan Tuhan bukan di tangan dokter. Tuhan belum menghendaki saya untuk pergi. Saya tahu Tuhan masih menginginkan saya untuk mengalami pengalaman yang lebih lagi bersama-sama dengan Dia." Sungguh suatu pernyataan yang amat luar biasa dengan kondisi wajah yang sudah berantakan dan hidup yang tinggal sebentar lagi.Dia selalu mengatakan, "Saya masih mempercayai Tuhan. Saya percaya kepada Tuhan kita Yesus Kristus 100%." Tuhan mengasihi tanpa batas. Dia Allah yang luar biasa dan hebat. Itulah yang menjadi sumber kekuatan baginya.


Dia mulai bersaksi atas segala kasih Tuhan kepadanya dengan wajahnya yang semakin hari kian memburuk didampingi oleh istrinya yang terus setia mendampinginya. Bagaimana di dalam segala kesakitan dan penderitaannya untuk tidur, makan dan aktifitas-aktifitas lainnya, dia merasa Tuhan tetap mengasihi dia. Setiap dia mulai putus asa, dia selalu berdoa dan minta kekuatan kepada Tuhan untuk berbicara kepadanya.Ketika dia membuka alkitab, Tuhan memberikan kekuatan dengan ayat dari Yosua 1:9, "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, jangan kecut dan tawar hati, sebab Tuhan Allahmu, menyertai engkau kemanapun engkau pergi".Pernah suatu hari dia bertemu dengan orang yang belum mengenal Yesus. Dengan wajahnya yang memburuk dan mata yang hampir tidak dapat dibuka, dia masih menyapa orang itu dan berkata, "Apakah Anda pernah mendengar tentang Yesus?"Dengan kanker yang menyerangnya, dengan kesakitan yang dimilikinya, dia tetap selalu membagikan bahwa "Yesus mengasihimu!"???


Pada tahun 1995 saat tahun baru Cina, mereka kembali ke Singapura. Dan dia bertanya kepada istrinya, "Tahukah kamu kenapa saya kembali ke Singapura? Kamu pasti berpikir karena saya merindukan orang tua saya. Tetapi sebenarnya tidak. Saya kembali untuk memberitahukan bahwa ‘Tuhan mengasihi mereka, mereka tidak tahu hal itu.'". Istrinya tahu bahwa dia kembali hanya untuk menyelesaikan tugas yang Tuhan berikan kepadanya.Sesampainya di Singapura, dia berkunjung ke keluarga, saudara dan teman-temannya untuk mengatakan bahwa Tuhan mengasihi mereka. "Ketika saya dalam keadaan tertekan dan jatuh, saya membaca Alkitab. Dan dengan mendengarkan firman Tuhan dan berbicara tentang Tuhan, saya sungguh merasa mendapatkan kekuatan."Dia selalu memberitakan injil dengan semangat dan penuh pengucapan syukur kepada Tuhan. Mengatakan Tuhan tidak pernah berubah. Itu benar!! 

Dia selalu bersyukur memiliki seorang istri yang baik.Bahkan dokter yang merawatnya pun begitu heran dengan kekuatan dari istrinya yang dapat melebihi kekuatan tiga suster full time di rumah sakit dalam merawat suaminya. Istrinya ini menjaga suaminya, menyiapkan makanan, membersihkan luka-lukanya dan hanya tidur di kursi untuk menjaga suaminya.Suatu kenyataan bahwa ‘seseorang' yang diberikan Tuhan untuk kita, akan mendampingi kita selamanya. Dan ketika bersandar kepada Tuhan, DIA akan memberikan kekuatan itu. Ketika istrinya melihat kesehatan suaminya semakin merosot dan wajahnya semakin mengerikan, setiap saat istrinya memeluk dia. Istrinya tidak pernah merasa takut.Istrinya berkata, "Setiap saya melihat wajah suami saya, saya melihat kasih Yesus terpancar dari wajahnya. Dari dirinya saya melihat Yesus. Setiap saya melihatnya, saya selalu ingin mencium dia. Saya sungguh-sungguh merasakan bahwa perkawinan yang Tuhan berikan sungguh merupakan suatu anugerah terbesar yang pernah Tuhan berikan yang menyatukan kami menjadi satu. Saya belajar banyak sebagai seorang istri.

Dalam suatu kejadian, ketika sang istri melihat suaminya, dia menangis kepada Yesus. Dan sang istri berkata, "Tuhan, kehidupan ada di dalam tangn-MU. Tuhan, Ralph adalah milik-Mu, bukan milikku. Engkau mengasihinya lebih dari saya mengasihinya. Saya bersyukur karena Engkau mengasihinya. Berbelas kasihanlah ya Tuhan. Berikan kekuatan kepadaku untuk dapat melalui saat-saat ini."Di dalam kesusahannya, sang istri sering menyanyikan lagu ini yang selalu memberikannya kekuatan untuk terus memuji-muji Tuhan.
Let us sing to the Lord a new song
Sing to the Lord all the earth
Sing to the Lord
Praise His name
Proclaim His salvation day after day.... hey
Declare His glory among the nationsHis marvelous deeds among all peoples
For great is the Lord and most worthy of praise
He is to be feared above all gods... above all gods

Satu keyakinan dari sang istri bahwa suaminya berada di surga. Dia tidak mati, dia hanya tidur dan telah bersatu dengan Tuhan. Di sana tidak ada lagi kesakitan. Yang ada hanyalah kasih Tuhan.

Satu lagu favorit dari Ralph yang selalu dinyanyikannya :
The Lord is my strength my strength
The Lord is my strength in times of trouble
The Lord is my help my help
The Lord is my help, an ever present help
The Lord is my refuge my refuge
The Lord is my refuge and my heart is steadfast
God is my strength and my help
Only God Himself is my refuge

Dari kisah di atas kita dapat melihat seorang yang begitu amat mengasihi Yesus. Bahkan di dalam kesakitan, penderitaan dan apapun yang terjadi di dalam hidupnya, dia selalu dapat bersyukur dan bersyukur atas segala kebaikan Tuhan. Dia selalu meyakini bahwa Tuhan selalu mengasihinya.Dia menganggap segala penderitaan yang harus dijalaninya, dipakai Tuhan untuk memberkati sesamanya. Melalui kesaksian dirinya, banyak orang yang merasa dikuatkan. Bahkan seluruh keluarganya pun akhirnya menerima Kristus sebagai Juru Selamat. Nyatalah bahwa "dibalik suatu penderitaan yang berat pun, ada rencana Tuhan yang telah disediakan. Dan rencana Tuhan amat sangat indah".


::Saat mendengar kisah ini, saya menangis. Betapa seorang manusia bisa percaya bahwa Yesus amat mengasihinya bahkan di kondisi yang sangat tidak memungkinkan untuk berkata, "Tuhan Yesus baik."Luar biasa. Tuhan, aku ingin menjadi seperti orang ini.:Aku juga ingin menjadi seperti Istrinya yang sungguh-sungguh mengasihi suaminya dengan cinta kasih yang tulus. Aku ingin menjadi seperti Istrinya yang terus menerus mengasihi suaminya bahkan dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk disebut 'Ganteng' atau 'Kaya'. Tuhan berikanlah Kasih Yesus itu, dan biarlah itu memenuhi hatiku dan menjadi Gaya Hidupku. AMIN.:

Selasa, 07 September 2010

Penerimaan Yang Tanpa Syarat

Ini adalah cerita seorang ibu yg akan menyelesaikan skripsinya.
This is really a good story....

Saya adalah ibu tiga orang anak (umur 14, 12, dan 3 tahun) dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.
Tugas terakhir yang diberikannya diberi nama "Tersenyum".
Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan tersenyum kepada tiga orang dan mendokumentasikan reaksi mereka. Saya adalah seorang yang mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang dan mengatakan "hello", jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.

Segera setelah kami menerima tugas tsb, suami saya, anak bungsu saya, dan saya pergi ke restoran pada suatu pagi di bulan Maret yang sangat dingin dan kering.
Ini adalah salah satu cara kami dalam antrian, menunggu untuk dilayani, ketika mendadak setiap orang di sekitar kami mulai menyingkir, dan bahkan kemudian suami saya ikut menyingkir.
Saya tidak bergerak sama sekali... suatu perasaan panik menguasai diri saya ketika saya berbalik untuk melihat mengapa mereka semua menyingkir.

Ketika berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang sangat menyengat, dan berdiri di belakang saya dua orang lelaki tunawisma. Ketika saya menunduk melihat laki-laki yang lebih pendek, yang dekat dengan saya, ia sedang "tersenyum".
Matanya yang biru langit indah penuh dengan cahaya Tuhan ketika ia minta untuk dapat diterima.
Ia berkata "Good day" sambil menghitung beberapa koin yang telah ia kumpulkan.
Lelaki yang kedua memainkan tangannya dengan gerakan aneh sambil berdiri di belakang temannya.

Saya menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental dan lelaki dengan mata biru itu adalah penolongnya.
Saya menahan haru ketika berdiri di sana bersama mereka.

Wanita muda di counter menanyai lelaki itu apa yang mereka inginkan.
Ia berkata, "Kopi saja, Nona" karena hanya itulah yang mampu mereka beli.
(Jika mereka ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh mereka, mereka harus membeli sesuatu. Ia hanya ingin menghangatkan badan).
Kemudian saya benar-benar merasakannya - desakan itu sedemikian kuat sehingga saya hampir saja merengkuh dan memeluk lelaki kecil bermata biru itu.
Hal itu terjadi bersamaan dengan ketika saya menyadari bahwa semua mata di restoran menatap saya, menilai semua tindakan saya

Saya tersenyum dan berkata pada wanita di belakang counter untuk memberikan saya dua paket makan pagi lagi dalam nampan terpisah. Kemudian saya berjalan melingkari sudut ke arah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu sebagai tempat istirahatnya.
Saya meletakkan nampan itu ke atas meja dan meletakkan tangan saya di atas tangan dingin lelaki bemata biru itu.

Ia melihat ke arah saya, dengan air mata berlinang, dan berkata "Terima kasih."
Saya meluruskan badan dan mulai menepuk tangannya dan berkata, "Saya tidak melakukannya untukmu. Tuhan berada di sini bekerja melalui diriku untuk memberimu harapan."

Saya mulai menangis ketika saya berjalan meninggalkannya dan bergabung dengan suami dan anak saya.
Ketika saya duduk suami saya tersenyum kepada saya dan berkata, "Itulah sebabnya mengapa Tuhan memberikan kamu kepadaku, Sayang. Untuk memberiku harapan."
Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan pada saat itu kami tahu bahwa hanya karena Kasih Tuhan kami diberikan apa yang dapat kami berikan untuk orang lain.

Hari itu menunjukkan kepadaku cahaya kasih Tuhan yang murni dan indah. Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah, dengan cerita ini ditangan saya.
Saya menyerahkan "proyek" saya dan dosen saya membacanya. Kemudian ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkan saya membagikan ceritamu kepada yang lain?"
Saya mengangguk pelahan dan ia kemudian meminta perhatian dari kelas. Ia mulai membaca dan saat itu saya tahu bahwa kami, sebagai manusia dan bagian dari Tuhan, membagikan pengalaman ini untuk menyembuhkan dan untuk disembuhkan..

Dengan caraNya sendiri, Tuhan memakai saya untuk menyentuh orang-orang yg ada restoran tersebut, suamiku, anakku, guruku, dan setiap jiwa yang menghadiri ruang kelas di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan satu pelajaran terbesar yang pernah saya pelajari: PENERIMAAN YANG TAK BERSYARAT.

Banyak cinta dan kasih sayang yang dikirimkan kepada setiap orang yang mungkin membaca cerita ini dan mempelajari bagaimana untuk MENCINTAI SESAMA DAN MEMANFAATKAN BENDA-BENDA BUKANNYA MENCINTAI BENDA DAN MEMANFAATKAN SESAMA.

Bagaimana cerita di atas? Bukankah itu mengajari kita untuk menerima orang disekitar kita tanpa syarat? Bagaimana kita bisa melakukan hal itu? Kita bisa melakukan hal itu, dengan CINTA. :)

Kesetiaan yang Kuingini

Kali ini Aci akan bercerita mengenai betapa kesetiaan ada di setiap makhluk hidup, bahkan anjing sekalipun. Mereka yang disebut sahabat manusia ini ternyata memang sahabat yang setia, dan mereka seperti bersumpah akan selalu berada di samping kita, menunggu kita, meski kita tidak ada kabar. Tidak ada berita. Tapi mereka akan tetap menunggu kita, yang telah mereka anggap sebagai hal yang penting bagi mereka. Silakan disimak, dan direnungkan baik-baik. Aci terharu, dan terkadang kalau mengingat ini aci menangis. :')

Greyfriars Bobby

Greyfriars Bobby adalah anjing yang menjadi terkenal setelah tuannya meninggal. John Gray meninggal pada 8 Februari 1858 di Edinburgh, Skotlandia, tidak meninggalkan apa-apa kecuali seekor anjing kecil Skye terrier bernama Bobby. Sehari setelah pemakaman, kurator melihat Bobby berbaring di gundukan tanah segar. Dia segera mengusir anjing kecil itu, tapi keesokan harinya ia kembali. Sekali lagi, kurator mengusirnya, tetapi pada hari ketiga-meskipun dingin dan hujan-Bobby sudah kembali. Akhirnya, kurator kasihan pada anjing miskin itu dan membiarkan dia tinggal. Akhirnya ia kemudian dikenal sebagai Greyfriars Bobby, anjing penjaga yang setia di mana majikannya dimakamkan.
Selama empat belas tahun, Bobby tetap setia menjaga dan mengawasi makam pemiliknya, ia jarang meninggalkan makam tuannya kecuali untuk mengambil makan siang tepat pada pukul satu.

Ketika ia meninggal, ia dimakamkan persis di gerbang di Greyfriars Kirkyard. Di batu nisannya tertulis, "Greyfriars Bobby - meninggal 14 Januari 1872 - berusia 16 tahun - Biarlah kesetiaan dan pengabdian menjadi pelajaran bagi kita semua."

Greyfriars Bobby telah pergi selamanya, tetapi dia tidak dilupakan. Tak lama setelah kematiannya, sebuah patung dibangun untuk menghormatinya. Kisah anjing ini muncul dalam versi fiksi yang diterbitkan dalam sebuah buku berjudul Greyfriars Bobby oleh Eleanor Atkinson. Pada tahun 1961, buku itu dibuat menjadi sebuah film berjudul Greyfriars Bobby: The True Story of a Dog. Film lain yang dirilis pada tahun 2006 berjudul The Adventures of Greyfriars Bobby dan dibintangi oleh Oliver Golding dan Christopher Lee.


Hachiko

Hachiko (juga dieja Hachik?) adalah anjing jantan jenis Akita yang dibawa ke Tokyo oleh pemiliknya Hidesaburo Ueno. Ueno adalah seorang profesor di Universitas Tokyo. Setiap pagi, Ueno mengajak Hachiko untuk ikut mengantar dia naik kereta api dan sorenya anjing ini akan menunggu Ueno kembali di dekat stasiun kereta api Shibuya. Ueno meninggal karena stroke pada bulan Mei 1925, tetapi itu tidak menghentikan Hachiko untuk menantikan tuannya pulang. Dia kembali ke stasiun kereta api terus-menerus selama kurang lebih sebelas tahun, dengan sabar menunggu tuannya kembali.
Sekitar setahun setelah kematian Ueno, salah satu mantan siswa Ueno melihat Hachiko menunggu seperti biasanya dan, setelah mengikuti Hachiko pulang, ia belajar tentang anjing yang luar biasa ini. Siswa ini menulis dan menerbitkan beberapa artikel tentang kesetiaan Hachiko yang menakjubkan terhadap pemiliknya. Akhirnya, surat kabar nasional mengangkat kisah tersebut dan Hachiko segera menjadi terkenal. Dia juga mendapat julukan "Chu-ken Hachiko" atau "Hachiko anjing yang setia."

Pada tahun 1934, seorang seniman mendirikan patung Hachiko di Shibuya Stasiun, dan Hachiko hadir untuk peresmian patung ini. Patung ini didaur ulang selama Perang Dunia II, tetapi kemudian dibuat lagi oleh anak dari seniman pembuat patung Hachiko yang pertama pada tahun 1948. Patung Hachiko yang lain berdiri di kota kelahirannya di depan Stasiun Odate dan patung ketiga telah didirikan di depan Museum Akita di Odate.

Hachiko akhirnya meninggal pada tahun 1935. Jenazahnya telah diawetkan dan disimpan di National Science Museum di Ueno, Tokyo. Kisah hachiko diangkat kembali ke layar lebar dengan dibintangi aktor Amerika Richard Gere.


Old Shep

Shep adalah border collie yang mengikuti tuannya tercinta ke mana-mana. Ketika tuannya meninggal pada tahun 1936, Shep mengikuti peti mati tuannya ke stasiun kereta api di Fort Benton, Montana. Ketika mereka menolaknya untuk ikut dalam kereta, Shep menunggu di halaman stasiun dan menunggu tuannya kembali. Selama enam tahun, Shep memeriksa setiap kereta yang tiba di stasiun untukmengecek apakah tuannya telah kembali. Tragisnya, Shep ditabrak oleh kereta api yang lewat pada tahun 1942. Ceritanya itu diabadikan dalam sebuah buku berjudul Forever Faithful-the Story of Shep. Untuk mengenang kesetiaan anjing ini, dibangunlah patung perunggu besar untuk dirinya di sebuah taman kecil di dekat sebuah sungai. Di tugunya ada prasasti kecil dengan tulisan "Forever Faithful".

Bagaimana? Terharukan? Apa kalian punya ide bagaimana seekor anjing yang dikatakan tidak memiliki hati tapi bisa memperlihatkan kesetiaan yang luar biasa?
Aci terharu. Dan, jujur, aci merindukan pasangan yang seperti ini. Apa kalian juga mau? Pasangan yang setia, hingga akhir hayat kita? Lalu kalian ingin jadi yang mana? Yang jelas aku tidak mau jadi yang meninggal, eitts, bukan karena aku masih ingin hidup atau apa, aku hanya tidak ingin, pasanganku mengalami kesedihan yang berlarut saat aku pergi. Cukup aku saja yang bersedih, cukup aku saja yang menunggu, sampai maut juga menjemputku. :')

Okay, See you guys, next time !
^^

Kisah Cinta Klasik Yang Kukagumi

Jika Anda dihadapkan pada dua pilihan berikut, mana yang menjadi pilihan Anda? Anda memilih menikah dengan orang yang Anda cintai tetapi tidak mencintai Anda atau orang yang tidak Anda cintai tetapi mencintai Anda? Pilihan yang sulit bukan? Idealnya sih, kita pasti memilih menikah dengan orang yang kita kasihi sekaligus mengasihi kita. Namun, kalau pilihannya seperti di atas, mana yang Anda pilih?

Sekarang, apa yang ada di benak Anda ketika ditanya, “Kisah klasik apa yang Anda ingat?” Sebagian dari Anda pasti menjawab, “Romeo dan Juliet”! Romeo dan Juliet hanyalah drama percintaan tragis besutan dramawan terkenal William Shakespeare. Mau “Drama in real life?” Baca di Alkitab! Di Alkitab ada kisah kasih klasik yang menarik.

“Laban mempunyai dua anak perempuan; yang lebih tua namanya Lea dan yang lebih muda namanya Rahel. Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya. Yakub cinta kepada Rahel, sebab itu ia berkata: ”Aku mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel, anakmu yang lebih muda itu"” sahut Laban: “Lebih baiklah ia kuberikan kepadamu dari pada kepada orang lain; maka tinggallah padaku”. Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel!” (Kej 29:16-20).

Namun, saat pernikahan berlangsung, Laban ternyata menukar Rahel dengan Lea. Yakub marah sekali, tetapi karena cintanya kepada Rahel, ia rela bekerja tujuh tahun lagi untuk mendapatkan Rahel. Jadi, ia bekerja 14 tahun untuk mendapatkan orang yang ia kasihi.

Bagaimana dengan kisah klasik masa kini? Banyak anak muda yang tidak lagi berjuang keras untuk mencari pasangan hidup. Bukan berarti pula mereka terlalu religius sehingga meyerahkan calon pasangan hidupnya kepada Tuhan, tetapi karena mereka tidak mau bersusah payah seperti Yakub. Jika ditolak orang yang ditaksirnya, orang zaman sekarang lebih memilih langkah pragmatis, yaitu mencari yang lain.

Yang lebih luar biasa, mereka berani pacaran dengan dua orang atau lebih sekaligus. Seorang karyawan perusahaan swasta bahkan dengan entengnya berkata, “Jika yang satu putus, aku tidak sampai brokenheart karena masih punya ban serep!” Ketika ditanya apa dia setuju jika pacarnya juga punya cowok lain di saat yang sama, ia menolak keras.

Kalau kita renungkan, mengapa bisa terjadi pergeseran yang demikian besar? Saya pikir, jangan-jangan semua itu terjadi bersamaan dengan budaya instan. Karena kita bisa menikmati mie, kopi, susu, bahkan nasi instan, maka kitapun mencari pasangan hidup yang instan juga.

Kalau terlalu lama, kita merasa menghambur-hamburkan waktu kita. Karena pertimbangan itu pulalah, maka orang zaman sekarang begitu kenal dalam waktu relatif singkat sudah berani “NEMBAK”. Kalau gagal? Cari lagi! Semudah itu? Sebenarnya tidak! Namun, ada orang-orang tertentu yang “menebar ranjau pesona” sehingga kalau ada yang kena, ya beruntung. Kalau tidak, sebar lagi!

Mari belajar dari kebijaksanaan klasik karena apa yang didapat dengan mudah, biasanya akan terlepas dengan mudah juga. Mintalah hikmat Tuhan di dalam menemukan pasangan hidup yang seiman, sepadan, dan sepanggilan.