Kamis, 09 September 2010

His and Her Circumstances


Chapter IX : Sorry Beybeh, In Other World Maybe...(His and Her Circumstances)

Biip-Biip-Biip...
Bunyi peralatan dokter terus menyalakan sirinenya. Tanda seorang manusia masih hidup disini.
Seminggu setelah kejadian perkelahian hebat Terrant dan Renna, Terrant yang mengalami penyesalan yang mendalam mengiris pergelangan tangannya sendiri. Renna yang merasakan firasat buruk menyingkirkan semua gundahnya dan memberanikan diri menuju apartemen Terrant di hari yang sama, di waktu yang hampir bersamaan.
Renna terlambat....sedikit. Sedikit lagi saja sekarang Terrant tak berada di sini, tapi berada di tempat di mana tubuhnya yang kosong, tak berisi, tanpa jiwa, dikelilingi orang-orang yang bersedih karena ditinggalkannya. Peti mati. Tapi, tidak. Untunglah Renna tak terlalu terlambat untuk menyelamatkan Terrant dan membawanya ke rumah sakit.
Dua minggu sudah, Terrant dirawat di rumah sakit. Tak ada sanak maupun saudara yang mau menungguinya di rumah sakit. Terlebih orangtuanya. Mereka sibuk. Alasan klise. Begitulah memang orang tua Terrant. Dibutakan oleh uang, tak lagi memandang anaknya. Bahkan disaat anak mereka sekarat, mereka tak peduli. Mungkin kalau anaknya mati baru mereka menangis menyesali perbuatannya. Atau parahnya, mereka tak merasakan apa-apa sama sekali.
Dua minggu sudah, Renna duduk di sebelah Terrant. Bukan tak beranjak sama sekali. Tapi, semua perawat dan dokter yang berjaga di situ tahu, dalam dua minggu ini banyak waktunya diserahkan untuk menjaga Terrant yang masih belum terjaga.
“Sayang, kenapa kamu jadi begini...Kamu jangan takut...Aku gak percaya kok setiap ucapan kamu kemarin-kemarin. Aku percaya kok, kamu gak selingkuh. Percaya, lebih dari kamu mempercayai diri kamu sendiri.” Ujar Renna lirih. Tak berdaya. Tak bisa mengubah kenyataan di depannya terbaring kekasih hatinya. Orang yang telah mengusirnya. Orang yang mendorongnya jatuh. Orang yang dicintainya.
“Beyb, aku bakal nunggu kamu bangun. Sampe kapanpun.” Bisiknya terakhir sebelum ia tertidur, menggenggam tangan Terrant. “Kalo enggak, aku susul kamu...ke dunia sana...”

His and Her Circumstances


Chapter VIII : Regrets That He Takes – Second Part (His Circumstances)

Bego! Tolol! Kenapa bisa aku mengatakan itu padanya? Aku gak sadar! Padahal aku gak ingin mengatakan itu! Tapi, mulutku bergerak dengan sendirinya dengan ketakutanku akan kemarahannya. Matanya…Bibirnya…Mukanya! Aku gak mau! Aku gak bisa. Aku bener-bener nyesel melihat mukanya sedih! Dan, tangan ini! Tangan ini yang menamparnya! Menampar wajahnya! Apa yang udah aku perbuat! Aku…aku…menyakitinya! Aku mengusirnya! Aku….Aku….Argghhhhh!!! TUHAAANN!!!! Kenapa aku bisa melakukan ini padanya.
Terrant berjalan dengan gontai menuju tempat tidurnya. Menghempaskan dirinya sendiri. Mengingat kembali, sejak kapan hatinya seperi ini. Rusak! Sebenarnya dia tak pernah tidur dengan wanita manapun! Tak pernah! Betapa mengerikannya baginya wajah marah gadisnya hingga ia berbohong seperti itu.
Yang menggunakan kondom itu adalah teman-teman sekantornya. Mereka benar-benar membawa Terrant ke pergaulan yang buruk. Ketika baru kerja, mereka mengajak Terrant ke diskotik. Hal yang benar-benar tak ingin dilakukan Terrant. Tapi, dilakukannya juga karena dia takut dikira tak gaul. Banyak hal yang ditakutinya bila ia masuk ke diskotik itu terutama masalah hubungan dan perilaku. Dan,…dengan sukses pengaruh buruk itu masuk ke dalam dirinya.
Teman-temannya mengajarkan bahwa wanita dapat dengan mudah dicari di sini. Mereka juga mengajarkannya, jangan terlalu memanjakan wanita, nanti mereka besar kepala. Ada lagi ajaran mereka, selingkuh itu tak dilarang selama kau dapat dengan mudah menyimpannya. Tapi, kalau kau merasa tak bisa jangan, begitu kata mereka semua. Ia tak mau melakukannya, tapi tanpa sadar dilakukannya. Ia mulai berhenti mengirimkan sms sayang yang biasa dikirimkan pada Renna. Ia mulai berhenti mengirimkan sebuket mawar tiap minggu. Ia berhenti melakukan semua yang biasa dilakukannya untuk kekasihnya itu.
Berhenti. Ia mulai berpikir, hidupku ini juga sebaiknya berhenti saja.
Dan,…itulah yang dilakukannya setelah seminggu dalam kepedihan dan penyesalan,....mengiris pergelangan tangannya sendiri.

His and Her Circumstances


Chapter VII : The Broken Glass Shoes ( Her Circumstances)

Dua tahun kemudian, .... saat Renna sudah mulai kerja…
“Hah!!! Gak usah banyak omong!! Sana pergi!” terdengar suara kasar seorang lelaki dari dalam apartemennya. Sebuah tangisan menjawabnya. Tangisan seorang wanita. Tangisannya keras memilukan. Bahkan dengan mendengarnya saja orang-orang akan dapat merasakan sakit hatinya.
“Sudah jangan nangis!!” lelaki itu berteriak lagi. “Sana pergi dan jangan kembali lagi!!”
Lelaki itu mendorongnya ke luar hingga wanita itu terjatuh. Masih menangis. Tak tahu apa yang harus dilakukannya. Ya, wanita itu Renna dan yang mengusirnya tadi Terrant. Jangan heran. Tapi, itulah yang terjadi. Betapa pengaruh dunia ini sangat mengerikan. Merusak hubungan dua sejoli yang bahagia.
Shock tampaknya, Renna berjalan dengan gontai ke luar gedung apartemen itu. Pulang ke rumahnya. Perubahan yang drastic memang. Tak ada yang menyangka akan begini jadinya. Tak ada. Tidak Renna. Tidak juga Terrant.
Tadi pagi,…
“Beyb, aku nanti siang ke apartemen kamu, yah? Pasti apartemen kamu udah berantakan deh. Ntar aku beresin yah??”
“Boleh, kok sayang. Kamu ada kunci serepnya kan?? Aku kerja pulang malem nih hari ini. Jadi nanti kamu langsung masuk aja ya? Selesai beres-beres, kamu tunggu aku pulang dulu yah? Ntar aku yang nganterin kamu pulang. Awas! Jangan langsung pulang. Pokoknya tunggu aku!”
“Iya, iya,…Kamu ini bener-bener deh! Ya, udah dulu ya sayang. Aku juga mau berangkat kerja nih. Da-daa!!”
“Da-daa…Mwu….ach!”
Siang hari pun datang dan Renna yang sudah pulang kerja langsung menuju apartemen Terrant. Setelah masuk ia langsung beres-beres. Mulai dari ruang tamu, lalu ke dapur.
“Berantakan banget sih cowokku ini! Hm,..ntar kalo nikah bakalan susah nih gue…” gumam Renna saat sedang membersihkan peralatan masak Terrant yang berhamburan ke sana kemari. Setelah itu, ia membuka kulkas dan tampaknya harus siap dengan apa yang dilihatnya. Banyak sekali makanan kadaluarsa di situ. Ugh, baunya minta ampun, pikir Renna. Dengan telaten ia membersihkan kulkas kekasihnya itu.
Setelah semua ruangan luar beres, ia menoleh kearah jam dinding. Jam 6 sore, berarti Terrant pulang masih lama. Masih ada waktu untuk beres-beres sedikit lagi. Lebih baik aku beres-beres kamar Terrant saja, pikir Renna.
Saat Terrant pulang,..
“Apa ini??” Tanya Renna marah sambil mengacungkan benda plastik kecil di tangannya kearah Terrant. Benda maksiat itu mengacung tajam ke arah Terrant.
Terrant tersudut. Tak bisa berpikir jernih. Tak tahu apa yang harus dia katakan pada Renna dan tiba-tiba kata-kata itu terlontar begitu saja keluar dari mulutnya.
“Kamu beresin kamarku, ya?? Berani-beraninya!! Siapa yang suruh kamu bereskan kamarku? Itu ya itu! Gak usah dijelasin lagi kan?? Kamu kan pintar!! Kamu bisa tau kan apa itu?? Hah??Gak tau, yah? Aduuh, kasian banget, sih kamu! Itu bungkus KONDOM! Kondom!! Masih gak tau juga apa itu kondom? Hah?”
“Ta..tapi…” Renna tampak sangat terkejut dengan pengakuan pacarnya, terlebih lagi dengan bahasa kasar yang digunakannya. “Kenapa begini? Apa yang kau lakukan dengan kondom itu??”
“Ihh, aku gak nyangka ternyata kamu bodoh!” jawab Terrant tanpa dipikirkannya lagi. Dalam hati ia berteriak, ‘Stop!Stop! Jangan lanjutkan!’
“Aku ngeseks bego!! Sama cewek-cewekku yang lain!”
‘Stop! Jangan katakan hal itu padanya!’ teriak Terrant dalam hati dengan ketidakberdayaannya.
Renna terlihat shock! Masih berusaha mencerna kata-kata Terrant barusan.
“Ka…kamu selingkuh…” ujar Renna lirih, lebih kepada dirinya sendiri.
“Iya, aku selingkuh!” jawab Terrant angkuh. Bukan jawaban yang sama dengan nuraninya.‘Gak! Aku gak selingkuh! Rennaku! Sayangku! Aku gak selingkuh!’ hati kecil Terrant masih berusaha berteriak. Menyangkal. Atau hanya mengatakan kebenaran.
“Kamu selingkuh!! Kamu selingkuh!!” teriak Renna tak sadar. Lalu, PLAKKK! Bukan tangan Renna tapi tangan Terrant melayang, mendarat di pipi Renna dalam usaha nuraninya menyangkal mulutnya berbicara. Selanjutnya kita semua tahu.

His and Her Circumstances


Chapter VI: He Changes She Realized (Her Circumstances)

Saat Renna baru naik tingkat 4…
“Renna? Mana Terrantnya?” sapa orang yang tak dikenalnya sambil lalu.
“Eh, Renna? Gimana nih? Ayangnya udah kerja yah?” sindir yang lain.
Ada juga yang menyapa ramah,
“Pagi Renna. Gimana kabar Terrant?”
“Hai, Renna! Yang langgeng yah,..meski si cayang udah kerja…”

Dengan semua sapaan itu Renna hanya tersenyum saja. Pada awalnya belum ada yang berubah. Terrant masih sering menjemputnya dan memamerkan kemesraan. Tapi sampai bulan keenam nyata sekali bahwa semua perhatian itu benar-benar berkurang drastis. Bahkan orang-orang pun menyadari dan mulai memberikan banyak komentar. Mulai dari yang senang pujaan hatinya bakal jadi jomblo lagi, ada yang sedih melihat kemesraan dua sejoli yang berakhir.
“Eh, kalian udah denger belom, Renna kan berantem ama Terrant!” ini jelas bohong. Tapi, reaksinya,
“Wah! Mereka bentar lagi putus gak yah? Aku udah lama banget nungguin Terrant…” penggemar Terrant tampaknya.
“Aih, aih, kayaknya si primadona mesti siap-siap dengan kedatengan Gue nih!” yang ini tampaknya penggemar Renna.
“Aduuuh, jangan putus dong! Padahal mereka cocok banget kan?” yang ini tampaknya penggemar keduanya yang diikuti dengan anggukan teman-temannya.
Gadis yang menjadi salah satu dari dua tokoh utama hanya bisa menyembunyikan kepedihannya dalam-dalam. Tak boleh ada yang tahu ia sedang bersedih. Tak boleh ada yang tahu. Ia harus tersenyum. Selalu tersenyum. ‘Lagipula kami tidak berantem kok!’ pikirnya sambil terus meyakinkan dirinya tak ada sesuatu dengan perubahan Terrant. Tak ada yang bisa ia lakukan selain percaya bahwa Terrant masih sayang padanya. Ia ingin sekali percaya.

His and Her Circumstances


Chapter V: The Breezeway between You and Me (His and Her Circumstances)

Satu tahun berlalu sejak hari lamaran. Hingga sekarang mereka berdua masih bersama. Namun hubungan mereka bagai sebuah hubungan tak berimbang.
Entah apa yang terjadi, Terrant mulai kehilangan rasa menggebu-gebunya terhadap Renna. Entah karena tak cinta lagi, atau karena jenuh. Yang jelas ia telah terpengaruh oleh pergaulan dari teman sekantornya yang menganggap sebuah hubungan adalah hal yang ringan-ringan saja. Tak lagi terlalu memberi perhatian kepada Renna. Tak lagi memberikan gadisnya kehangatan yang diperlukannya.
Mereka berubah, jelas, dalam waktu 1 tahun ini. Perubahan yang terbalik tampaknya. Perasaan Terrant mulai mendingin. Tidak lagi seperti dulu. Dulu,...ketika baru mulai pacaran, betapa semua wanita merasa iri pada Renna karena perhatian yang begitu besar dari Terrant.
Mana bisa tak iri, bila setiap hari Renna mendapat dua tangkai mawar putih dan merah. Lalu setiap minggu Terrant akan berteriak di atap kampus memberitahukan kepada seluruh isi kampusnya sudah berapa minggu mereka lewati bersama. Dan setiap bulan ia akan mengadakan pesta dansa di rumahnya dengan mengundang seluruh anak-anak kampusnya untuk memberitahukan sudah berapa bulan mereka bersama. Memang Terrant itu anak orang kaya.
Renna dan Terrant jadian saat Renna masih tingkat 3 dan Terrant di tingkat 4. Terrant itu satu tahun di atas Renna. Jadi, setelah Terrant lulus Renna masih tingkat 4 dan sejak Terrant mulai kerja perhatian itu berkurang.
Renna masih ingat dengan jelas betapa perih hatinya ketika perhatian itu berkurang. Saat ia baru naik tingkat 4...

His And Her Circumstances


Chapter IV: What Must I Do Now? (His Circumstances)

“Ohh, jadi kalo mereka bebek berarti aku juga dong?” terdengar suara lembut mesra dari seberang.
“Emang iya. Hahaha.” Tawa lelaki itu yang menambahkan, dengan lirih, “Tapi, kau bebekku yang jelita.” Lirih sekali dikatakannya hingga sang gadis tak mendengarnya.
“Apa? Terrant? Kau bilang sesuatu tadi?” sang gadis tampaknya bukannya tak mendengar sama sekali. Konfirmasinya tampak begitu tegas hingga Terrant mulai terdengar gugup.
“Tidak ada apa-apa...Sungguh! Hei, bagaimana kalau kau segera tidur. Ini sudah larut sekali.” Elak Terrant. Menghindar dari percakapan yang lebih jauh lagi, sebelum debar jantungnya terdengar lebih keras dari suaranya.
Cklek! Gagang telepon itu pun diletakkannya kembali.
Setelah mengakhiri pembicaraan mereka Terrant menghempaskan dirinya ke tempat tidurnya yang empuk. Berpikir. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Ia sudah hampir 1 tahun meladeni Renna sebagai teman saja, sejak mereka bertabrakan di koridor kampus. Ia bosan. Bosan menatap wajah cantik itu tanpa bisa memilikinya.
‘Apa yang harus aku lakukan?’ Pikirnya.
Hanya dua malam setelah itu, di sinilah ia. Di restoran Itali yang mahal bersiap untuk melakukan hal paling mendebarkan dalam hidupnya. Hal yang bahkan tidak dilakukannya ketika ia menembak Allena. Tapi, ia lakukan sekarang. Untuk perempuan yang duduk di hadapannya. Renna.
Ia melakukan apa yang perlu untuk mengatakan apa yang perlu dikatakan laki-laki saat melamar seorang gadis. Mengambil nafas dalam-dalam dan menenangkan hatinya sendiri. Dengan sigap ia mengambil setangkai bunga yang telah disiapkannya dan mengancungkannya di tengah-tengah dirinya dan calon gadisnya.
“Renna....Kamu mau jadi pacarku? Kamu mau jadi pendampingku? Pendampingku sampai selama-lamanya, maukah?”

His And Her Circumstances


Chapter III: ‘How Do We Met?’ He Said (His and Her Circumstances)

Tiga tahun berlalu sejak saat pertemuan singkat itu terjadi. Mereka masih belum saling mengenal. Bertemu lagipun tidak. Keduanya berubah, pastinya. Renna apalagi. Bukan lagi Miss jahil. Dia sudah jadi mahasiswi tingkat 2. Primadona kampus,...begitulah mereka menyebutnya.
Terrant,...bintang sepakbola di kampus yang sama. Tak begitu berbeda. Sebab, dari sejak masih SMA, ia sudah digemari banyak gadis. Bedanya kini, ia telah memiliki gadisnya. Ketua Tim Cheers, Allena Rolland. Tak ada tanda mereka akan berpisah memang. Tak ada tanda pula Terrant akan mengenal Renna dalam waktu dekat.
Namun keadaan yang seperti itu tak berlangsung lama seperti dugaan banyak orang sebab, Pemegang Hidup mereka mulai menjalankan rencanaNya. Dengan tangan Nya yang telah biasa melakukan pekerjaan besar, ia menjalankan rencananya dengan sangat halus.
“Hei, sudah dengar belum, Allena sama Terrant udah putus lho!”
“Hah?! Serius??”
“Beneran??”
“Gilaaa!! Akhirnya Terrant jomblo lagi.”
Gosip langsung menyebar, sampai ke telinga primadona kita dan teman-temannya.
“Ihh, apaan sih tu cewek-cewek. Bener- bener kayak bebek. Kagak bisa diem.” Kata seorang dari teman Renna yang bernama Nana.
“Tau! Gak bisa liat cowok cakep yang jomblo dikit aja! Pasti langsung keluar aslinya.” Kata teman Renna lagi yang bernama Ria.
Renna hanya tersenyum saja. Benar- benar sudah berubah. Bukan Renna yang dulu jahil. “Aku mau balikin buku ke perpus dulu yah?” katanya lalu beranjak dari tempat duduknya.
Sambil bersenandung ria ia berjalan, tanpa memperhatikan dari arah depan datang sesosok lelaki dilemanya dan...BRAAKK!! “Maaf, maaf, aku gak sengaja...”
“Gak pa-pa. O, ya, namaku Terrant. Kamu?”

His And Her Circumstances

Chapter II: Memory You Couldn’t Remember Well (His Circumstances)

“Renna, tunggu!” terdengar teriakan dari sudut jalan.
“Tunggu! Hei! Dasar jahil!” susul yang lain.
“Ayo sini kau! Jangan lari!!”
“Renna! Kami balas yah!”
Gadis SMA yang dipanggil Renna tak menoleh. Hanya terus berlari menjauh sambil tertawa-tawa. Puas tampaknya. Sementara beberapa korban kejahilannya masih terus berusaha mengejarnya. Si gadis jahil masih terus berlari sambil mencari tempat persembunyian berikutnya. Namun terlalu senang mungkin dan tak melihat jalannya. Lalu,...BRAAKK!! Ia menabrak seseorang. Dengan hanya menoleh sekilas ia berkata singkat, “Maaf, ya!”
Tak lagi dipedulikannya orang yang tadi ditabraknya sekarang ia sudah mulai berlari lagi. Tak menyadari awal dari sebuah dilema. Tanpa melihat dengan baik sosok lelaki yang sedang meringis kesakitan. Sosok yang akan jadi dilemanya. Berdiri disana, seorang siswa SMA, Terrant yang merutuk dalam hati, ‘Aduh sakit banget! Rese’ banget tuh cewe’! Gak bakal deh ntar Gue dapet cewe’ kayak gitu.’ Begitu si lelaki katakan. Namun tak merubah kenyataan, bahwa nanti mereka akan bersatu. Dan berpisah. Lalu bersatu lagi.....Siapa tahu kan? Itu kehendak Tuhan. Tak ada yang bisa merubah.

His And Her Circumstances


Chapter I: Regrets That He Takes – First Part(His Circumstances) 

Diam termenung, seorang lelaki merapatkan tubuhnya sebisa mungkin ke bantal guling kesayangannya. Malam yang dingin untuk dilewatkan sendiri. Kembali merenungi dirinya. Menyesali perbuatannya. Bingung. Sesuatu yang sangat penting yang telah menopangnya selama ini telah pergi. Bukan mati. Hanya pergi dari kehidupannya selama-lamanya. Pergi,...karena kesalahan sang lelaki. Pergi dengan terhina. Merasa tak dihargai.
Pagi datang. Malam lagi. Lalu, pagi lagi. Tak terasa sudah seminggu hari-hari terus berjalan dengan seorang lelaki bernama Terrant Linn tak merasa sedikit pun ingin bergabung dengan kehidupan yang terus berjalan. Bukan tak bisa tapi tak ingin. Kesalahan berpikirnya, bahwa ia berpikir ia tak perlu lagi menjalani hidup seperti biasa karena hidupnya kosong tanpa gadisnya. Gadis yang diusirnya. Gadis yang dihinanya.
Ia merasa hari itu bagaikan mimpi. Ia merasa bentakannya pada tubuh mungil itu hanya mimpi. Tak terbayangkan sekarang, ia tega mendorong tubuh gadisnya ke jalan. Tanpa berpikir betapa penting sebenarnya arti sang gadis bagi dirinya. Betapa ia tak dapat hidup dan mengikuti berjalannya waktu tanpa gadisnya. Gadisnya yang bernama Renna Lewwings.
Ia berhenti melakukan semua yang biasa dilakukannya untuk kekasihnya itu.
Berhenti. Ia mulai berpikir, hidupku ini juga sebaiknya berhenti saja.
Dan,…itulah yang dilakukannya, mengiris pergelangan tangannya sendiri.
Pisau ditangannya…mulai mengiris pergelangan tangan yang satunya. Darah mengucur keluar. Tak lama sang lelaki hanya bisa mengeluarkan suara lirih…usaha terakhirnya…
“Ren…na…hh…”

Rabu, 08 September 2010

The Ending For Us

Well, masih ingat sama Michael? Michael Donny Siegfried Sumendap.
Hari itu kami putus.
Aku lupa tepatnya hari apa.
Aku bukan tipe yang selalu mencoret-coret di kalender setiap kali putus dengan seseorang.
Bukan sombong, hanya saja kalau begitu kalenderku bakalan penuh. :D

Okay, sooo! Aku ingin kalian mendengar curahan hati pagi-ups-dini hari ini dengan baik.
:)

Mencari harta itu memang baik, tapi bukan berarti dengan begitu kita boleh menyia-nyiakan atau bahkan menggunakan cinta seseorang.
Trust me! Lebih sakit bagi kita yang menyakiti. Karena aku pernah berada di kedua tempat. Sebagai yang disakiti dan yang menyakiti.

Dan di kasus kali ini, bisa ditebak, aku adalah pelakunya.
Aku menyukai dia, memang. Tapi, sebagian hatiku juga mengincar uangnya.
:(
Kenapa ya? Well, mungkin aku akan ceritakan lain kali mengenai diriku dan hal mengincar uang ini, yang jelas, saat itu aku memang menginginkan uangnya.
:(
WOW! Tulisanku kali ini adalah tulisan yang paling banyak memuat kesedihan [  :(   ].

Guys, saat itu aku sampai di satu titik dimana aku menyadari bahwa aku perlu mengambil tindakan yang tepat. Dan BAMM! Aku mutusin dia. Dan, Taraa~! Aku single, tapi aku gak hepi.
:(

Ya, tidak bahagia sama sekali. Karena aku telah menyakiti seseorang.
Mungkin memang rasa sedih dan kecewa akan diri sendiri itu agak hilang setelah esok dan esok dan esoknya.
Tetapi, tidak dapat disangkal bahwa aku telah menyakiti seseorang.
:(
Well, nasi telah menjadi bubur, dan apa yang kulontarkan tak dapat kutarik kembali. Well, akupun gak mau menariknya kembali. Aku hanya ingin ada cara agar dia tidak bersedih. Tapi aku pada akhirnya sadar bahwa ini mengenai hati dan waktu akan membawanya pulih kembali.

Yakk, itu tadi a little story about me and him. Well, this is the ending, tapiiiii~! Tenang aja. Aku masih bakal ngelanjutin seri Nostalgia karena aku memang ingin mencurahkan seluruh isi hatiku di sini.
Dan memoriku, biarlah semuanya tumpah di sini dan aku tak perlu mengungkitnya bila tak perlu.
Biarlah dibaca di sini.
:)
WOW, barusan tadi adalah senyuman pertamaku di tulisan kali ini.
See you guys!
GBU!

Selasa, 07 September 2010

My Other Blog-Tristan And me, Love, Love Diary

Mungkin kalian belum tahu, tapi, dulu aku pernah membuat blog untuk menuliskan kisah cintaku dengan MDS yang nama belakangnya dulu sempat aku pajang di Facebook Name ku.
Tapi entah mengapa, blog itu tidak begitu saya perhatikan.
Kurang menarik mungkin, soalnya setau saya blog itu warnanya orange. Dan saya, bukannya benci, hanya tidak begitu suka orange. Hahaha! So, Kenapa dipakai ya? Yahh, biar ga bosen aja. Soalnya blog saya selama ini selalu diwarnai warna hitam atau warna gelap lainnya.

Well, dan entah mengapa sekarang saya banyak membaca kisah inspirasi yang datang dari Grup di Facebook saya. Karena itulah sekarang saya jadi ingin menulis lagi untuk menginspirasikan orang banyak bahwa, CINTA, sangat diperlkan di antara manusia.
Ya. Cinta.
Blogku yang satu lagi itu bercerita mengenai kisah-kisah cinta. <3
Kalian suka kisah cinta kan?
Tapi yang ada di sana itu bukan kisah cinta picisan, namun kisah cinta yang nyata, yang benar-benar dilakukan oleh manusia yang hatinya bergerak oleh rasa cinta yang tulus.
So, Selamat menikmati Blog Diary Cinta Saya (click here).

Penerimaan Yang Tanpa Syarat

Ini adalah cerita seorang ibu yg akan menyelesaikan skripsinya.
This is really a good story....

Saya adalah ibu tiga orang anak (umur 14, 12, dan 3 tahun) dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.
Tugas terakhir yang diberikannya diberi nama "Tersenyum".
Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan tersenyum kepada tiga orang dan mendokumentasikan reaksi mereka. Saya adalah seorang yang mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang dan mengatakan "hello", jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.

Segera setelah kami menerima tugas tsb, suami saya, anak bungsu saya, dan saya pergi ke restoran pada suatu pagi di bulan Maret yang sangat dingin dan kering.
Ini adalah salah satu cara kami dalam antrian, menunggu untuk dilayani, ketika mendadak setiap orang di sekitar kami mulai menyingkir, dan bahkan kemudian suami saya ikut menyingkir.
Saya tidak bergerak sama sekali... suatu perasaan panik menguasai diri saya ketika saya berbalik untuk melihat mengapa mereka semua menyingkir.

Ketika berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang sangat menyengat, dan berdiri di belakang saya dua orang lelaki tunawisma. Ketika saya menunduk melihat laki-laki yang lebih pendek, yang dekat dengan saya, ia sedang "tersenyum".
Matanya yang biru langit indah penuh dengan cahaya Tuhan ketika ia minta untuk dapat diterima.
Ia berkata "Good day" sambil menghitung beberapa koin yang telah ia kumpulkan.
Lelaki yang kedua memainkan tangannya dengan gerakan aneh sambil berdiri di belakang temannya.

Saya menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental dan lelaki dengan mata biru itu adalah penolongnya.
Saya menahan haru ketika berdiri di sana bersama mereka.

Wanita muda di counter menanyai lelaki itu apa yang mereka inginkan.
Ia berkata, "Kopi saja, Nona" karena hanya itulah yang mampu mereka beli.
(Jika mereka ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh mereka, mereka harus membeli sesuatu. Ia hanya ingin menghangatkan badan).
Kemudian saya benar-benar merasakannya - desakan itu sedemikian kuat sehingga saya hampir saja merengkuh dan memeluk lelaki kecil bermata biru itu.
Hal itu terjadi bersamaan dengan ketika saya menyadari bahwa semua mata di restoran menatap saya, menilai semua tindakan saya

Saya tersenyum dan berkata pada wanita di belakang counter untuk memberikan saya dua paket makan pagi lagi dalam nampan terpisah. Kemudian saya berjalan melingkari sudut ke arah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu sebagai tempat istirahatnya.
Saya meletakkan nampan itu ke atas meja dan meletakkan tangan saya di atas tangan dingin lelaki bemata biru itu.

Ia melihat ke arah saya, dengan air mata berlinang, dan berkata "Terima kasih."
Saya meluruskan badan dan mulai menepuk tangannya dan berkata, "Saya tidak melakukannya untukmu. Tuhan berada di sini bekerja melalui diriku untuk memberimu harapan."

Saya mulai menangis ketika saya berjalan meninggalkannya dan bergabung dengan suami dan anak saya.
Ketika saya duduk suami saya tersenyum kepada saya dan berkata, "Itulah sebabnya mengapa Tuhan memberikan kamu kepadaku, Sayang. Untuk memberiku harapan."
Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan pada saat itu kami tahu bahwa hanya karena Kasih Tuhan kami diberikan apa yang dapat kami berikan untuk orang lain.

Hari itu menunjukkan kepadaku cahaya kasih Tuhan yang murni dan indah. Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah, dengan cerita ini ditangan saya.
Saya menyerahkan "proyek" saya dan dosen saya membacanya. Kemudian ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkan saya membagikan ceritamu kepada yang lain?"
Saya mengangguk pelahan dan ia kemudian meminta perhatian dari kelas. Ia mulai membaca dan saat itu saya tahu bahwa kami, sebagai manusia dan bagian dari Tuhan, membagikan pengalaman ini untuk menyembuhkan dan untuk disembuhkan..

Dengan caraNya sendiri, Tuhan memakai saya untuk menyentuh orang-orang yg ada restoran tersebut, suamiku, anakku, guruku, dan setiap jiwa yang menghadiri ruang kelas di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan satu pelajaran terbesar yang pernah saya pelajari: PENERIMAAN YANG TAK BERSYARAT.

Banyak cinta dan kasih sayang yang dikirimkan kepada setiap orang yang mungkin membaca cerita ini dan mempelajari bagaimana untuk MENCINTAI SESAMA DAN MEMANFAATKAN BENDA-BENDA BUKANNYA MENCINTAI BENDA DAN MEMANFAATKAN SESAMA.

Bagaimana cerita di atas? Bukankah itu mengajari kita untuk menerima orang disekitar kita tanpa syarat? Bagaimana kita bisa melakukan hal itu? Kita bisa melakukan hal itu, dengan CINTA. :)

Kesetiaan yang Kuingini

Kali ini Aci akan bercerita mengenai betapa kesetiaan ada di setiap makhluk hidup, bahkan anjing sekalipun. Mereka yang disebut sahabat manusia ini ternyata memang sahabat yang setia, dan mereka seperti bersumpah akan selalu berada di samping kita, menunggu kita, meski kita tidak ada kabar. Tidak ada berita. Tapi mereka akan tetap menunggu kita, yang telah mereka anggap sebagai hal yang penting bagi mereka. Silakan disimak, dan direnungkan baik-baik. Aci terharu, dan terkadang kalau mengingat ini aci menangis. :')

Greyfriars Bobby

Greyfriars Bobby adalah anjing yang menjadi terkenal setelah tuannya meninggal. John Gray meninggal pada 8 Februari 1858 di Edinburgh, Skotlandia, tidak meninggalkan apa-apa kecuali seekor anjing kecil Skye terrier bernama Bobby. Sehari setelah pemakaman, kurator melihat Bobby berbaring di gundukan tanah segar. Dia segera mengusir anjing kecil itu, tapi keesokan harinya ia kembali. Sekali lagi, kurator mengusirnya, tetapi pada hari ketiga-meskipun dingin dan hujan-Bobby sudah kembali. Akhirnya, kurator kasihan pada anjing miskin itu dan membiarkan dia tinggal. Akhirnya ia kemudian dikenal sebagai Greyfriars Bobby, anjing penjaga yang setia di mana majikannya dimakamkan.
Selama empat belas tahun, Bobby tetap setia menjaga dan mengawasi makam pemiliknya, ia jarang meninggalkan makam tuannya kecuali untuk mengambil makan siang tepat pada pukul satu.

Ketika ia meninggal, ia dimakamkan persis di gerbang di Greyfriars Kirkyard. Di batu nisannya tertulis, "Greyfriars Bobby - meninggal 14 Januari 1872 - berusia 16 tahun - Biarlah kesetiaan dan pengabdian menjadi pelajaran bagi kita semua."

Greyfriars Bobby telah pergi selamanya, tetapi dia tidak dilupakan. Tak lama setelah kematiannya, sebuah patung dibangun untuk menghormatinya. Kisah anjing ini muncul dalam versi fiksi yang diterbitkan dalam sebuah buku berjudul Greyfriars Bobby oleh Eleanor Atkinson. Pada tahun 1961, buku itu dibuat menjadi sebuah film berjudul Greyfriars Bobby: The True Story of a Dog. Film lain yang dirilis pada tahun 2006 berjudul The Adventures of Greyfriars Bobby dan dibintangi oleh Oliver Golding dan Christopher Lee.


Hachiko

Hachiko (juga dieja Hachik?) adalah anjing jantan jenis Akita yang dibawa ke Tokyo oleh pemiliknya Hidesaburo Ueno. Ueno adalah seorang profesor di Universitas Tokyo. Setiap pagi, Ueno mengajak Hachiko untuk ikut mengantar dia naik kereta api dan sorenya anjing ini akan menunggu Ueno kembali di dekat stasiun kereta api Shibuya. Ueno meninggal karena stroke pada bulan Mei 1925, tetapi itu tidak menghentikan Hachiko untuk menantikan tuannya pulang. Dia kembali ke stasiun kereta api terus-menerus selama kurang lebih sebelas tahun, dengan sabar menunggu tuannya kembali.
Sekitar setahun setelah kematian Ueno, salah satu mantan siswa Ueno melihat Hachiko menunggu seperti biasanya dan, setelah mengikuti Hachiko pulang, ia belajar tentang anjing yang luar biasa ini. Siswa ini menulis dan menerbitkan beberapa artikel tentang kesetiaan Hachiko yang menakjubkan terhadap pemiliknya. Akhirnya, surat kabar nasional mengangkat kisah tersebut dan Hachiko segera menjadi terkenal. Dia juga mendapat julukan "Chu-ken Hachiko" atau "Hachiko anjing yang setia."

Pada tahun 1934, seorang seniman mendirikan patung Hachiko di Shibuya Stasiun, dan Hachiko hadir untuk peresmian patung ini. Patung ini didaur ulang selama Perang Dunia II, tetapi kemudian dibuat lagi oleh anak dari seniman pembuat patung Hachiko yang pertama pada tahun 1948. Patung Hachiko yang lain berdiri di kota kelahirannya di depan Stasiun Odate dan patung ketiga telah didirikan di depan Museum Akita di Odate.

Hachiko akhirnya meninggal pada tahun 1935. Jenazahnya telah diawetkan dan disimpan di National Science Museum di Ueno, Tokyo. Kisah hachiko diangkat kembali ke layar lebar dengan dibintangi aktor Amerika Richard Gere.


Old Shep

Shep adalah border collie yang mengikuti tuannya tercinta ke mana-mana. Ketika tuannya meninggal pada tahun 1936, Shep mengikuti peti mati tuannya ke stasiun kereta api di Fort Benton, Montana. Ketika mereka menolaknya untuk ikut dalam kereta, Shep menunggu di halaman stasiun dan menunggu tuannya kembali. Selama enam tahun, Shep memeriksa setiap kereta yang tiba di stasiun untukmengecek apakah tuannya telah kembali. Tragisnya, Shep ditabrak oleh kereta api yang lewat pada tahun 1942. Ceritanya itu diabadikan dalam sebuah buku berjudul Forever Faithful-the Story of Shep. Untuk mengenang kesetiaan anjing ini, dibangunlah patung perunggu besar untuk dirinya di sebuah taman kecil di dekat sebuah sungai. Di tugunya ada prasasti kecil dengan tulisan "Forever Faithful".

Bagaimana? Terharukan? Apa kalian punya ide bagaimana seekor anjing yang dikatakan tidak memiliki hati tapi bisa memperlihatkan kesetiaan yang luar biasa?
Aci terharu. Dan, jujur, aci merindukan pasangan yang seperti ini. Apa kalian juga mau? Pasangan yang setia, hingga akhir hayat kita? Lalu kalian ingin jadi yang mana? Yang jelas aku tidak mau jadi yang meninggal, eitts, bukan karena aku masih ingin hidup atau apa, aku hanya tidak ingin, pasanganku mengalami kesedihan yang berlarut saat aku pergi. Cukup aku saja yang bersedih, cukup aku saja yang menunggu, sampai maut juga menjemputku. :')

Okay, See you guys, next time !
^^

Nostalgia !! (2)

Well, saat berkenalan dengannya dia sudah ada yang punya. Dan sebagai wanita baik-baik aci juga pastinya gak ma mengganggu hubungan mereka. Lagipula aci hanya menganggap dia sebagai kakak. :)

Dan, waktu yang terus berjalan menunjukkan kepada kami, rasa suka (bukan cinta) yang tumbuh karena biasa. Dia mulai menunjukkan tanda-tanda perhatian yang berlebihan. Aci sih tetap menunjukkan sikap yang biasa saja meskipun sudah mulai bisa menebak.

Saat itu, aci punya temen, yang namanya Nice. Ya Nice. Tapi bacanya NI-CE bukan NAIS (Lafal inggrisnya). Nahh, si Nice kebetulan ada di situs yang sama denganku. Situs Plurk itu. :) Dan tentu saja dia mengetahui apa yang terjadi dong. Ditambah lagi aci juga sering bercerita kepada dia.

Singkat cerita, si dia putus dengan pacarnya. Kamipun tambah dekat. Karena memang dia sering meminta saranku berhubung mantannya itu memeluk agama yang berbeda dengan kami. Aku meyakinkan dia, kalau hubungan yang dibangun dari dua orang yang berbeda agama pasti mengalami kendala. Apalagi kami memang didorong untuk mencari pasangan yang seiman untuk kepentingan kami, dan juga kepentingan berkeluarga nanti. Sungguhan, saat itu aku benar-benar gak ada maksud untuk merebut. Sama sekali.

Hingga akhirnya dia putus. Setelah putus, kami masih sering ngobrol tapi tetap sebagai adik-kakak. Meskipun perhatian dia sudah agak berlebihan. :)

Tapi yahh, apa mau dikatakan, toh pada akhirnya kami jadian.
HAHAHA !
:)
Sudah ahhh Lelah dehhh !
XD

Udahan dulu ya guys !

Kisah Cinta Klasik Yang Kukagumi

Jika Anda dihadapkan pada dua pilihan berikut, mana yang menjadi pilihan Anda? Anda memilih menikah dengan orang yang Anda cintai tetapi tidak mencintai Anda atau orang yang tidak Anda cintai tetapi mencintai Anda? Pilihan yang sulit bukan? Idealnya sih, kita pasti memilih menikah dengan orang yang kita kasihi sekaligus mengasihi kita. Namun, kalau pilihannya seperti di atas, mana yang Anda pilih?

Sekarang, apa yang ada di benak Anda ketika ditanya, “Kisah klasik apa yang Anda ingat?” Sebagian dari Anda pasti menjawab, “Romeo dan Juliet”! Romeo dan Juliet hanyalah drama percintaan tragis besutan dramawan terkenal William Shakespeare. Mau “Drama in real life?” Baca di Alkitab! Di Alkitab ada kisah kasih klasik yang menarik.

“Laban mempunyai dua anak perempuan; yang lebih tua namanya Lea dan yang lebih muda namanya Rahel. Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya. Yakub cinta kepada Rahel, sebab itu ia berkata: ”Aku mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel, anakmu yang lebih muda itu"” sahut Laban: “Lebih baiklah ia kuberikan kepadamu dari pada kepada orang lain; maka tinggallah padaku”. Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel!” (Kej 29:16-20).

Namun, saat pernikahan berlangsung, Laban ternyata menukar Rahel dengan Lea. Yakub marah sekali, tetapi karena cintanya kepada Rahel, ia rela bekerja tujuh tahun lagi untuk mendapatkan Rahel. Jadi, ia bekerja 14 tahun untuk mendapatkan orang yang ia kasihi.

Bagaimana dengan kisah klasik masa kini? Banyak anak muda yang tidak lagi berjuang keras untuk mencari pasangan hidup. Bukan berarti pula mereka terlalu religius sehingga meyerahkan calon pasangan hidupnya kepada Tuhan, tetapi karena mereka tidak mau bersusah payah seperti Yakub. Jika ditolak orang yang ditaksirnya, orang zaman sekarang lebih memilih langkah pragmatis, yaitu mencari yang lain.

Yang lebih luar biasa, mereka berani pacaran dengan dua orang atau lebih sekaligus. Seorang karyawan perusahaan swasta bahkan dengan entengnya berkata, “Jika yang satu putus, aku tidak sampai brokenheart karena masih punya ban serep!” Ketika ditanya apa dia setuju jika pacarnya juga punya cowok lain di saat yang sama, ia menolak keras.

Kalau kita renungkan, mengapa bisa terjadi pergeseran yang demikian besar? Saya pikir, jangan-jangan semua itu terjadi bersamaan dengan budaya instan. Karena kita bisa menikmati mie, kopi, susu, bahkan nasi instan, maka kitapun mencari pasangan hidup yang instan juga.

Kalau terlalu lama, kita merasa menghambur-hamburkan waktu kita. Karena pertimbangan itu pulalah, maka orang zaman sekarang begitu kenal dalam waktu relatif singkat sudah berani “NEMBAK”. Kalau gagal? Cari lagi! Semudah itu? Sebenarnya tidak! Namun, ada orang-orang tertentu yang “menebar ranjau pesona” sehingga kalau ada yang kena, ya beruntung. Kalau tidak, sebar lagi!

Mari belajar dari kebijaksanaan klasik karena apa yang didapat dengan mudah, biasanya akan terlepas dengan mudah juga. Mintalah hikmat Tuhan di dalam menemukan pasangan hidup yang seiman, sepadan, dan sepanggilan.

Senin, 06 September 2010

Hm, Hidup Itu Benar-Benar berputar ! :)

Waktu aku mendengar Lagu Jason Mraz terus menerus, aku jadi keinget sama kenangan masa lalu ku.
:)
Lagu ini adalah Lagu Jason Mraz yang I'm Yours Tapi RARE early performance ! ! (click here)

Karena lagi terinspirasi sekali aku membuka sekaligus blogku di TUMBLR. (Click here to open or follow) .

Dan di sana aku menulis :
Well this video, really is a nostalgic one.
:)
When I listen to this song over and over again, i remembered i used to listen to this song when I had a fight with my ex-boyfriend. Man, he’s mean ! But, you know, people can be blinded , fooled and totally distracted by LOVE.

But now, when i heard this song i just realized how stupid I am.
Funny.
Our life really is moving like a circle right.
One second ago, he is your true love, but in the next two second he is your enemy.
:)
Well, guys, enjoy the video !

Nahhh, masalahnya, ngepost blog dalam Bahasa Inggris sama Bahasa Indonesia itu berbeda kan.
Masalahnya meskipun Bahasa Inggris ku hebat (somboong!!) tapi tetap saja, sebagai anak indonesia aku pasti lebih bisa mengungkapkan pikiranku lewat bahasa Indonesia.
Bener gak sih?

Dan,
Balik lagi ke lagu tadi,
Lagu itu membuatku berpikir betapa bodohnya aku dulu ya?
Kenapa mau dengan pria model 'begitu'. .. .SEE? Sekarang bahkan aku ga niat menyebutkan namanya di blogku...
=,="
Phiuuhh, aku sedikit lega dulu aku mutusin dia, bukannya apa, no offense but he is not the best for me.
Aku percaya kok, TUHAN udah ngasih aku jalan ke sana dan ke sini, bertemu dengan berbagai macam cowok.
Helloooooo??
Mari menghitung  ! ! !
Sejarah berkata...meskipun dalam 2 tahun ini aku banyak nangis karena lelaki, faktanya 4 tahun yang lalu aku lebih banyak membuat LELAKI MENANGIS...TEE-HEE-HEE ! WOW, Kasih You're great !
Well, =,=" Am I ? NO !

Yang begitu itu bisa disebut kegagalan sih, kegagalan saya menunjukkan kalau saya adalah anak TUHAN yang SEHARUSNYA menjadi terang dunia.
TARAA~!
Now i said it...
Ckkckckc, Kasih kamu sudah terlalu lelah nak, ayo minum obat gila dulu.

And btw, I've found another reading material, berhubung akhir-akhir ini persediaan duitku menipis jadi aku berusaha untuk tidak membeli novel secara membabi buta seperti kemaren. HAHAHA ! (20buku sebulan? GREAT! )
Dan bacaan yang ini gratis...
Penasaran ??

Ini adalah BLOG SEORANG TEMAN-BERNAMA ALLEZ! (click here)

Dan blog ini benar-benar refreshing dan membangkitkan selera menulisku lagi...

Well my philosophy blog, you should said thanks to alles's blog because if i didn't meet IT (well seems funny i said IT) i will not write on you ANYMORE. For lifetime guarantee ! HAHAHHAHA !

Huff, i'm tired. Well, actually not that tired but, I'm just ....run out of idea. HAHA !
So, good bye for now,
Off to my BLINKY BRILLIANT AND AWESOME Twitter page !
See ya!

Selasa, 24 Agustus 2010

My Philosophy ( 3 ) This Is Our HAPPY Life, NOT YOUR OWN !

Terkadang kau bisa tidur dengan badan terlentang atau miring, Tapi kau tidak bisa menyakiti orang lain di depan maupun di belakang. Kau tahu, hidup bisa jadi indah apabila ada satu orang saja di dunia ini mau selalu berterimakasih kepada orang lain karena telah membuat hidup mereka penuh warna ~Kasih Elia~
 Dan di sini aku akan mencoba berterimakasih pada sahabatku yang telah membuat hidupku bahagia, atau musuh-musuhku yang telah membenciku dan menjauhkanku dari peradaban dan status sosial yang tinggi. Dan, hey, coba tebak, masalah kepopularitasan ini tidak membuatku takut sama sekali. Karena sekarang aku memutuskan untuk berterimakasih kepada Tuhan, apapun yang terjadi dalam hidupku.
Kau bisa tidur dengan terlentang atau miring, kau bisa berbaring atau duduk, tapi kau tidak bisa menyakiti seseorang dengan sadar atau tidak sadar, di depan atau di belakang, karena itu semua memang ditakdirkan diberi cap TIDAK BENAR oleh Lembaga Penilai Tingkah Laku.

Well, memang lembaga seperti itu tidak ada,
Tapi aku sedang mencoba membuatnya di sini.

Karena tebaklah,
bukan pendidikanmu yang tinggi yang membuat dunia ini bersinar,
dan bukan kekayaan orang tuamu yang membuat dunia ini gemilang,

Tapi hatimu yang perduli pada orang lain,
dan hati orang lain yang melihat betapa berharganya setiap manusia yang ada di muka bumi ini.

Mungkin beberapa dari kalian mengira, aku pasti mengcopy ini dari beberapa notes atau cuplikan quotes terkemuka dunia,
but, sorry, itu bukan saya yang melakukan hal rendah macam itu.
Karena kalimat-kalimat ini meluncur begitu saja dan aku tak bisa berhenti mengetiknya bahkan hanya untuk berpikir beberapa detik.
Sungguhan sekarang aku sedang mengetik nonstop untuk memberitahu kalian betapa hidup itu akan sangat membahagiakan karena aku punya kalian yang berusaha menhidupkan hidupku dan kalian yang berusaha mematikannya.
Bagaimanapun, dua-dua nya mewarnai hidupku.

Dan, hey, lihat siapa yang kupunyai di sini?
Aku punya TUHAN yang luar biasa, dan aku percaya kalianpun sama.
Aku punya orang tua yang, well mungkin memberikanku beberapa kali kesulitan dan amarah dalam hidup, tapi mereka menyayangiku sepenuh hati mereka walau kadang dalam cara yang salah.
Aku punya sahabat-sahabat yang berani berkata , "kau salah!" saat aku memang salah.
Aku punya musuh yang, well, membenciku tentunya, tapi itu justru membuatku mengasihani mereka dan mengerti betapa pentingnya mengubah diriku menjadi lebih baik jadi orang lain tak harus menguras hati dan waktu mereka untuk membenciku.

WOW!
Sekarang tanganku sudah berhenti bekerja dan ide-ide itu kembali padam.
Sampai sini saja kurasa.
Enjoy your life buddy, and BE NICE!
I promise, your life will get better.


That's Our Life And Its get better when you have all the people just hanging around.












~Kasih Elia~

Selasa, 20 Juli 2010

My Philosophy (2) ~ SMS PEDEKATE? "Udah makan apa belom?"

Hallo guys! Ketemu lagi nih, maaf ya saya memang suka begini, nge-blog kalau lagi mood! HAHA!

Semoga kalian bisa mengerti. (maksa) HAHA!

Jujur aja aku baru kepikiran nulis lagi setelah aku baca satu novel yang keren banget. Dan pada intinya, di novel ini ditulis, "Yang membedakan antara SMS teman dan SMS pedekate adalah kata 'udah makan apa belom?' "

Begitu membaca hal itu, kontan di hatiku muncul banyak pemikiran. Maklumlah saya kan tukang mikir, meskipun kalo yang dipikirin itu itung-itungan pasti ga bakalan selamet deh! Hahaha! Yang terlintas dipikiranku saat itu adalah aku mau bikin status Facebook yang bunyinya begini :
"Ada buku yang bilang, yang membedakan SMS teman dengan SMS teman pedekate itu adalah pertanyaan, "Udah makan apa belom?" Tapi jujur, Achie sering kok nanya ke semua teman sms, udah makan atau belom. Jadi sebenarnya bukan itu yang membedakan tapi kesan 'manis' yang kita dapatkan dihati kita. Kalau di kita gak ngena, meskipun memang sms itu bermaksud pedekate, ya berarti sms itu emang hanya sms biasa. :) "
Tapi, setelah yang pertimbangan yang panjang, dan kebetulan saat itu juga saya sedang 'dipanggil alam' (Baca: BOKER,red), saya memutuskan kalau status itu terlalu panjang buat dipajang di Facebook saya. Hahaha! Dan lagi, tiba-tiba terlintaslah dipikiran saya, . .kalo kerennya, tau-tau ada yang berbisik di telinga saya gitu, di saat-saat seperti inilah blog berguna. Hahaha. Jadi pada intinya blog bagi saya adalah tempat mencurahkan tulisan ga penting yang terlalu panjang untuk jadi status Facebook.

Okay! Kembali ke pokok permasalahan. Soal SMS. Saya sejujurnya mau tau pendapat kalian semua tapi berhubung ini blog, bukan forum diskusi terpaksa saya memeras satu-satu otot-otot otak saya supaya berpikir. Dan memang pada kenyataannya saya memang sering menanyakan hal itu baik kepada pacar ataupun kepada teman yang kebetulan saat itu sedang berSMS ria dengan saya. :)

Pada intinya, special atau tidak teman SMSan itu bukan tergantung di pertanyaannya tapi di hati kita.

Sampai pada titik ini, akhirnya saya bingung, sebenarnya saya membahas topik ini apa gunanya ya? . .
1 detik, 2 detik. . . .5 menit berlalu, akhirnya saya mengambil kesimpulan saya hanya ingin berperan menjadi tokoh baik hati yang memang memiliki perhatian yang berlebih kepada semua orang baik itu teman, saudara, orang tua, maupun musuh! (HALAH!) Gak lah! Yaa, mungkin ini hanya luapan hati saya karena memang pikiran dan hati saya bertentangan sekali dengan pernyataan dari buku itu, sementara mungkin semua orang asyik manggut-manggut dan berkata " iya ya!" saat sedang membaca buku itu.

Blah! Blah! Blah! Saya sudah cukup lelah dengan tulisan saya hari ini! Selamat siaaang! Semoga hari kalian menyenangkan!
Ohh iya jangan lupa reviewnya dan comment serta Follow blog nya yaaaa!
<3 <3 <3
Senang berbisnis dengan kalian.(Lhoo??!?!?!)

Caoo
*KaEL_9192*

Senin, 19 Juli 2010

Nostalgia (1)

Huff! Rampung juga ni blog. Ceileeehh saya ngomong kesannya kayak nyelesaiin masterpiece dan udah berbulan-bulang mengurung diri, menjauh dari keramaian publik dan menjauh dari tanggal deadline. Padahal ini cuma blog gitu lho! Hahaha. .

Baiklaah, saya gak akan berlama-lama lagi, saya mau nyapa orang yang lagi baca tulisan ini dulu.
"HAI GUYS! ! ! "
Seperti yang ada di profil singkat blog saya, nama saya Kasih Elia Lumban Gaol biasa dipanggil Achie. Dan saat ini saya sedang menjalin hubungan yang sedang panas-panasnya, anget-angetnya, asoy-asoynya dengan seorang pria tampang yang mapan dan berwibawa. .ehem maksudnya "Wiii~ bawa mobil, wiiii~ bawa kartu kredit, wiii~ wiii~ wiii~ bawa anak. .(lho?!) Gak lahh ya! Kalau saya bilang berwibawa berarti dia seorang PRIA yang baik dan bertanggung jawab. Nama pria beruntung ini (ceileh beruntung) adalah Michael Donny Siegfried Sumendap. WOW! WOW! WOW! Nama yang keren kan? Ya iyalaaah, kayak orangnya gitulohh! Hahhaha, apa sih saya! Gak jelas sekali.


Berhubung saya mengerjakan blog ini setelah saya menjalin hubungan dengan dia, maka awal-awal blog ini akan dipenuhi dengan halaman nostalgia. Tentu saja, karena blog ini juga dibentuk awalnya kan karena saya ini membagi kisah kami. :)


Kisah ini dimulai dari sebuah situs jejaringan sosial yang bernama Plurk.
Aku menggunakan nick Achie9192 ~salah satu nick yang paling sering kugunakan di situs chat manapun~ dan dia menggunakan nick Michael_Donny_SL. Pada saat itu aku gak ngerasa ada apa-apa tuh dengan dia. Sampai suatu ketika di Hari Kartini, untuk pertama kalinya dia comment di salah satu status Plurkku. Yahh, sampai detik itupun aku masih biasa-biasa saja. Namun kalau dipikir sekarang, itulah awal pertama kami mulai berkomunikasi. Dari situlah kamu semakin sering berkomunikasi. Hmm, apa yahh namanya Awal Takdir Benang Merah mungkin. (Ceileehh bahasanya! HAHA!)
Btw,Achie udah cape ngetik nih! Boleh udahan dulu yaa! :) Hehehe! Janji deh lain kali di lanjutin. Sampai ketemu! :)

Minggu, 18 Juli 2010

Opening Ceremony

"Saudara Kasih, apa anda bersedia menerima nikahnya. . bla,bla,blah!"

Arghh! Pidato begituan, boring ga sihh??? So,how's your day guys??

Di kesempatan kali ini aku ingin berterimakasih buat cintaku yang telah mengijinkanku merilis blog ini, sebagai tanda cinta kami.

Uppss lupa dehh!
Pertama, saya mau mengucapkan terimakasih kepada TUHAN ku yang Maha Kuasa, Yesus Kristus. Berkat dia saya dipertemukan dengan kekasih hati saya yang akhirnya menghasilkan blog ini.

Lalu, pastinya cintaku doong! Abis kalo dia ga bolehin mana bisa aku buat blog ini. Heheh!


Mari, tunggu saja kisah-kisah kami ! :) Salam cinta, Kasih Elia Lumbangaol, Sumendap(nama suami). <3