Kamis, 09 September 2010

His and Her Circumstances


Chapter X : This Isn’t  The Memory That I Couldn’t But I Don’t Want To Remember...But I Do (His Circumstances)

“Rennaaaaaaaaa!!! Aku sayaaang kamuuuuuu!!! Ini sudah seminggu sayaang!!!” ujar Terrant yang masih tingkat 4 di atas atap kampusnya.
Di bawahnya, orang-orang menatap heran. Ada yang menggeleng-geleng kepala sambil tersenyum. Dosen yang melihat itu tercengang hingga setumpuk buku yang dibawa terjatuh. Di bawah sana, di tempat orang terkesima, ternyata subjek yang dituju pun terkejut setengah mati. Kawan-kawannya tertawa-tawa melihat keromantisan pacar teman kesayangan mereka itu. Mereka menggoda Renna yang masih terkejut dengan pernyataan yang romantis sekaligus memalukan itu.
Di atas, Terrant tersenyum ketika menangkap sosok gadisnya di bawah sedang memasang tampang yang aneh. Seperti sedang terkejut tapi, senang, sekaligus tersipu. Waduh, tuh, muka gak ribet pasang ekspresi kaya’ gitu? Pipi Renna tampak bersemu merah karena digodai teman-teman di sekelilingnya yang tadi ada di situ menyaksikan peristiwa yang sangat jarang sekali terjadi itu.
Sungguh cantik gadisku, pikirnya tersenyum.
Tiba-tiba semua buyar, bagai tersedot ke sebuah titik tertentu.
Terrant terkaget dan tiba-tiba, muncul warna-warna baru. Hitam, kebanyakan. Lalu ada hujan. Seketika itu sekelilingnya menjadi dingin. Ia menggigil. Ia di kamarnya, tempat ia merenungkan segala kesalahannya, setelah ia mengusir Renna. Tangannya tanpa disadarinya mengambil pisau di dekat piring buah dan ia mengiris pergelangan lengannya.
Kembali semua buyar. Hening. Lama sekali Terrant berada dalam keheningan putih, ketika semua kembali. Bagai film yang sedang diputar dikepalanya. Muncul begitu saja ingatan-ingatan itu. Ketika ia pertama kali menyuapi Renna di sebuah restoran Itali dan betapa ia senang malam itu. Lalu, ketika ia melihat senyum Renna yang sangat cantik di kantin saat ia memberikan bunga mawar padanya.
Terrant berlari. Berusaha lari dari ruangan ingatan itu. Ia lari. Ia lari tak berhenti. Dengan sekejap, ia ditimpa beban yang begitu berat. Dan tiba-tiba, semuanya menjadi gelap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar